TESA JABARIYAH, ANTI-TESA QODARIYAH & SINTESA AHLUS SUNAH WAL JAMA’AH
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini kita
sudah banyak mengetahui beberapa aliran yang muncul dalam islam, dan kemunculan
ini terjadi setelah wafatnya Rosulullah SAW sebab kemunculan adnya beberapa
aliran ini adalah berbeda-bedanya pendapat dalam memecahakan persoalan baik
persoalan muammalah, hukum, ubudiyah maupun teologi. Rosulullah bersabda: bahwa
setiap perbedaan adalah rahmat tetapi perlu kita ketahui bahwa perbedaan
dalam hadits ini haruslah bertolak belakang pada sumber utama Agama Islam yakni
Al Quran dan Hadits.
Dalam hadits lain
yang diriwayatkan oleh Thobroni Rosulullah bersabda: bahwasanya kaum Yahudi
terpecah menjadi 71golonganolongan, kaum nasrani terpecah mejadi 72 golongan,
sedangkan umatku terpecah menjadi 73 golongan, dan golongan yang yang selamat
adalah yang mengikuti sunnah rosul dan sahabatnya. Merujuk pada hadist
tersbut bahwasanya golongan atau aliran-aliran pada zaman rosulullah sudah ada
tapi kemunculanya sangat pesat ketika beliau wafat. Oleh karena itu penyusun
akan menjelaskan dari sekian banyaknya aliran hanya mengambil 3 aliran yakni
jabariyah dan Qodariyah
B. PEMBAHASAN
1.
JABARIYAH
a.
Latar
belakang sejarah
Jabariyah berasal dari jabara
yang berati memaksa dan mengharuskan untuk melakukan sesuatu. Dalam
istilah ilmu kalam, Jabariyah adalah aliran teologi Islam yang
berpendirian bahwa manusia dalam segala kehendak atau perbuatanya tak ubahnya
seperti benda mati yang tidak punya kehendak laksana air mengalir atau angina
berhembus (segalanya atas kodrat tuhan semata). Jabara menurut
As-Syahrastani, dapat diartikan “ meniadakan perbuatan dari manusia dan
menyandarkan semua perbuatan kepada Allah”. Oleh karena itu aliran ini
berkeyakinan bahwa manusia tidak punya kehendak dan kekuasaan untuk berbuat
sesuatu. Manusia adalah makhluk yang lemah dan seluruh perbuatanya merupakan
paksaan dari Allah.
Paham
jabariyah didirikan pleh Jahm bin Shofwan, seorang ulama berkebangsaan persi di
awal abad ke-2 Hijriah. Karena itu, paham ini disebut juga Jahmiyah, yakni
pengikut Jahm. Pada tahun 131 H, Jahm mati terbunuh dalam peperangan melawan
tentara Khalifah Bani Umayyah, yang kemudian estafet kepemimpinanya dipegang
oleh beberapa murid seniornya, semenjak itu Jabariyah pecah menjadi tiga
golongan: (1). Jahmiyah yang dibentuk oleh Jahm bin Shofwan. (2). Najjariyah
yang didirikan oleh Husein bin Muhammad al-Najjar. (3). Dhirariyah yang
didirikan oleh Dhirar bin Umar.
b.
Doktrin
dan Ajaran Pokok
Menurut
As-Syahratsani, Jabariyah dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian ekstrim
dan moderat. Adapun tokoh-tokoh Jabariyah ekstrim adalah: Jahm ibn Shofwan
dan Ja’ad bin Dirham
Doktrin-doktrin Jabariyah
ekstrim adalah:
1.
Manusia
tidak mampu berbuat apa-apa (terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya)
2.
Surga dan
neraka tidak kekal
3.
Iman cukup
dalam hati
4.
Al Quran
adalah Makhluk
5. Allah tidak mempunyai
sifat yang serupa dengan mkhluk
Tokoh
-tokoh Jabariyah moderat adalah: Husain bin Muhammad An-Najjar dan Dhirar bin
Amr
Doktrin-doktrin Jabariyah moderat adalah:
1. Tuhan menciptakan
segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam
mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
2. Tuhan tidak dapat
dilihat di akhirat
c. Doktrin yang
bertentangan dengan Ahlus sunnah Wal Jama’ah
1. Manusia tidak mampu
berbuat apa-apa (terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya); meurut aswaja, Manusia
hanya bisa merencanakan dan berusaha tetapi hanya Allah yang mewujudkan
2. Iman cukup dalam hati
menrut Aswaja Iman itu ialah membenarkan dalam hati dan mengakui dalam lisan
3. Al Quran adalah
Makhluk menurut Aswaja kalam Allah adalah qodim
4. Tuhan tidak dapat
dilihat di akhirat menurut Aswaja Allah dapat dilihat pada hari kiamat
2.
QODARIYAH
a.
Latar
belakang sejarah
Qodariyah secara etimologi, yaitu
dari kata Qadara artinya kemampuan dan kekuatan dan menurut terminologi
Qodariyah adalh suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak
diintervensi Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah
pencipta bagi segala perbuatanya Ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkanya
atas kehendaknya.
Pendiri paham Qodariyah adalah Ghailan
ad-Dimasyqi dan Ma’bad al Juhani. adalah seoarng orator yang berasal dari
Damaskus menurut A Auzi’ bahawa Ghailan Ad Dimayqi pernah membicarakan dan
menyebarluaskan ajarannya. Banyak masyarakat yang resah akibat ajaran yang
disebarkannya, kemudian hal itu diketahui okaeh Khalifahdang M HiYam Ibn Abdul
Malik. Lalu Kahalifah memerintahkan untuk memotong kedua tangan dan kakinya,
kemudian membunuh dan menyalibnya.
Sedangkan Ma’bad al Juhani.seperti
dikutip Ahmad Amin dari ad-Dzahabi dalam Mizan al I’tidal adalah seorang
yang jujur dan dapat dipercaya. Ia bersama Washil ibn Atha’, pendiri Mu’tazilah,
pernah belajar kepada Hasan al-Bashri, seorang tokoh aliran Alussunnah
Kemudian Ia membawa ajaran sesat, yaitu menolak adanya takdir Tuhan. Menrut
Ahmad Amin Pembunuhan Ma’bad adalh karena unsur politik tapi pernyataan Amin
ditolak oleh seluruh ahli sejarah karena pembunuhannya bukan Karen aunsur
politik melainkan karena menyebarkan ajaran-ajaran yang menyimpangari syari’at.
b.
Doktrin dan Ajaran Pokok
Secara garis besar, doktrin dan
ajarannya adalah :
1.
Manusia
berkuasa penuh menciptakan perbuatannya sehingga tuhan tidak berhak
mencampurinya sama sekali.
2.
Iman
hakikatnya adalah: pengertian dan pengakuan, sedangkan perbuatan unsur lain
tidak mempengaruhi iman
3. Orang yang sudah
beriman tidak perlu tergesa-gesa menjalankan ibadah
c.
Doktrin
Dan Ajaran Yang Bertentangan Dengan Aswaja
1.
Manusia
berkuasa penuh menciptakan perbuatannya sehingga tuhan tidak berhak
mencampurinya sama sekali. Menrut paham Aswaja Manusia hanya bisa merencanakan
dan berusaha tetapi hanya Allah yang mewujudkan
2.
Iman
hakikatnya adalah: pengertian dan pengakuan, sedangkan perbuatan unsur lain
tidak mempengaruhi iman Menrut paham Aswaja Iman itu ialah membenarkan dalam
hati dan mengakui dalam lisan
3.
Orang yang
sudah beriman tidak perlu tergesa-gesa menjalankan ibadah Menrut paham Aswaja bahwasanya setelah kita beriman
maka kita harus menjalankan perintah Allah sbagi bukti keimanan kepada-Nya
C. PENUTUP
Alhamdulillah selesai sudah makalah yang kami buat semoga apa yang
kami jelaskan dapat menambah pengetahuan teman-teman dalam mengkaji tentang
aliran jabariyah dan qodariyah. Dan harapan dari kami apabila ada kekurangan
dan kesalahan dalam makalah ini oleh karena itu penyusun mohon sumbangsi kritik
dan saran untuk perbaikan makalah ini. Wallahu a’lam bis showab.
·
DAFTAR
PUSTAKA
-
Rozak,
Abdul dan Rosihon Anwar. 2009. Ilmu Kalam, Bandung: CV. Pustaka Setia
- Arief, Romly. 2005. Kajian Ahlussunnah Wal Jama’ah, Jombang: Unhasy Press
- Tim Karya Ilmiah.
2008. Aliran-aliran Teologi Islam,
Kediri: Purna Siswa Aliyah 2008
- Abbas, Siradjuddin.
2006. I’tiqad Ahlussunnah Wal Jama’ah, Jakarta : Pustaka Tarbiyah
Komentar